hotbizbook.ning.com .quickedit{ display:none; }

Kamis, 04 Maret 2010

Diklat Kewirausahaan Beri Motivasi dan Pembekalan Hidup

Dalam Diklat, diskusi di kelas berjalan santai. (Foto diambil Rabu [3/3]).

Cianjur (Mandikdasmen): Untuk membangun kesiapan mental menjelang masa purna tugas dan memberikan pengetahuan serta keterampilan untuk aktivitas dan kesejahteraan setelah purna tugas sesuai bidang yang dipilih, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Kewirausahaan Pembekalan PNS Pra Purna Tugas. Peserta Diklat berjumlah sekitar 100 orang dari berbagai unsur di lingkungan Ditjen Mandikdasmen yang tersebar di seluruh Indonesia yang akan memasuki masa pensiun.

Acara yang digelar pada 1-6 Maret 2010 ini bertempat di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Pertanian Cianjur, Jawa Barat. Fasilitator Diklat adalah widyaiswara/instruktur dan teknisi PPPPTK Pertanian Cianjur berpengalaman.

Materi Diklat terdiri dari tiga program; Program Umum, Program Pokok, dan Program Penunjang. Program Umum mencakup kebijakan umum pemberhentian dan pemensiunan dan kewirausahaan. Materi Pokok terdiri dari Materi Pokok Departemen, yaitu materi yang ditawarkan kepada peserta Diklat: (1) budidaya ternak, (2) budidaya tanaman hortikultura, (3) budidaya ikan, dan (4) pengolahan hasil pertanian. Sementara Program Penunjang terdiri dari orientasi program dan evaluasi penyelenggaraan.

Salah satu peserta Diklat yakni Aswan Ritonga, staf Bagian Perencanaan Sekretariat Ditjen Mandikdasmen. Lelaki berusia 55 tahun ini memilih materi pokok budidaya ternak. Ia merasa Diklat sangat penting bagi pembekalan hidupnya menjelang pensiun. “Kita bisa mempersiapkan diri untuk melakukan suatu profesi yang baru,” katanya. Dengan memiliki keterampilan, lanjutnya, dapat dimanfaatkan untuk keluarga dan lingkungannya.

Di lapangan, peserta mengikuti pembekalan berupa praktik dan teori. Peserta dikelompokkan sesuai peminatan. Kemudian, di tempat yang telah disediakan, didampingin widyaiswara, mereka mengeksplorasi objek yang diminati.

Seperti Aswan Ritonga dan Suharto, staf Bagian Rumah Tangga Setditjen Mandikdasmen, mereka pada Rabu (3/3) pagi hingga sore menyambangi kandang ayam, domba, dan sapi di pagi hari dan sorenya berdiskusi mengenai cara beternak ayam, baik ayam ras maupun buras, dengan seorang widyaiswara.

Widyaiswara itu perempuan berjilbab oranye bernama Elis Juariah. Ia lulusan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Dengan sabar ia menjelaskan sejarah ayam ras, bagaimana memilih pakan ayam, pencegahan terhadap binatang pengganggu (musang, kucing, tikus), dan strategi pemasaran ayam yang menguntungkan.

“Sekarang pemerintah mengarahkan pemeliharaan ayam dengan dikandangkan,” ujar perempuan kelahiran Bandung, 17 April 1978, ini. Sebab, katanya, cara ini lebih aman terlebih setelah virus flu burung menyerang. Kemudian ia menjelaskan tiga jenis pemeliharaan ayam, yaitu intensif (dikandangkan), semi intensif (dikandangkan dan diumbar), dan ekstensif (diumbar terus).

Diskusi berjalan hangat ketika Aswan dan Suharto mengaitkan pemeliharaan ayam yang umum terjadi di masyarakat. “Masyarakat kalau pelihara ayam, pagi dilepas sore dikandangi,” ujar Suharto. Dan cara itu, katanya, tidak begitu merepotkan karena ayam bisa mencari makan sendiri tanpa perlu diberi makan oleh pemiliknya.

Aswan menceritakan pengalamannya yang mengerikan soal ayamnya. “Pernah ayam saya hanya bagian dalamnya saja yang hilang,” kenangnya. “Jeroannya,” timpal Suharto. “Itu pasti dimakan binatang, Pak!” tanggap Elis. Lalu diskusi mengarah pada kemungkinan hewan pemangsa ayam seperti musang, kucing, dan tikus, serta cara membuat kandang yang aman.

Dengan mengikuti Diklat, Aswan merasa termotivasi untuk mengembangkan usaha yang hendak dirintisnya saat pensiun tiba. “Dengan kemampuan dan keadaan yang ada, kita optimis dapat melakukan sesuatu sesuai ilmu yang kita dapat dari Diklat ini,” ucapnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Maturnuwun


Liberty Reserve

.......

 

Copyright © 2009 by MAHA GURU